UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI
BENIH
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA :
DENNY TRI KUSWANTORO
NIM :
121510501049
GOL/KELOMPOK : A/V
ANGGOTA : 1.
DENNY TRI K. (121510501049)
2. DEVI ANGGUN C. (121510501010)
3. DICKY P. (121510501051)
4. RISKA YULIANTI (121510501027)
5. DESI R. (121510501051)
6. DESSI SARFIKA (121510501014)
7. SITI MAHMUDA (121510501030)
8. PUJI
R. (121510501008)
9. DANDY (111510501014)
JUDUL ACARA : STRUKTUR
PERTUMBUHAN BIBIT
DAN UJI KEDALAMAN TANAM
TANGGAL PRAKTIKUM : 14 MARET 2013
TANGGAL PENYERAHAN : 28 MARET 2013
ASISTEN : 1. AKHMAD
TAUFIQUL HAFIZH
2. LARAS SEKAR ARUM
3. MANUEL EDISON ANO
4. RAAF LUQMAN SYAH
5. DIYAH AYU SETYORINI
6. NOVITA FRIDA SAFATA
7. OKTAVIA RIZKI SETIYA R.
8. MOCH. GUFRON ARIF R.
9. ALMANSYAH NUR SINATRYA
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara
agraris yang banyak penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Bertambahnya
penduduk Indonesia setiap tahunnya membuat populasi manusia semakin meningkat
dan jumlah kebutuhan pangan semakin meningkat. Untuk mengembangkan serta
meningkatkan hasil produksi kebutuhan pangan maka berbagai metode dan
perkembangan teknologi diciptakan demi tercapainya kebutuhan manusia yang
semakin meningkat. Tanaman adalah tumbuhan yang sengaja dikelola manusia yang
bertujuan untuk mengambil hasilnya atau sering juga disebut budidaya pertanian.
Untuk meningkatkan
hasil pertanian maka salah satunya yaitu dengan memperbaiki tehnik atau
tatacara penanganan benih dan persemaian, hal tersebut berkaitan erat dengan
sistim biologi benih. Untuk dapat memahami sejauh mana pengaruh penanganan
benih dan persemaian terhadap mutu benih, perlu diketahui dasar-dasar genetik
dan biologi benih. Di dalam kegiatan-kegiatan penanganan benih dan persemaian,
hasil terbaik dapat diperoleh apabila pengetahuan tentang dasar-dasar ini
digunakan secara tepat.
Benih adalah salah satu bagian yang
merupakan alat perkembangbiakan bagi tanaman. Benih merupakan bagian terpenting
dari tanaman, jika tidak ada benih maka tumbuhan tidak dapat berkembangbiak.
Benih merupakan bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel gamet
jantan dengan sel gamet betina. Jika benih tidak digunakan untuk perbanyakan
tanaman maka disebut sebagai biji. Jadi secara fungsional, benih adalah bagian
dari tanaman yang digunakan untuk perbanyakan, sedangkan secara struktural
benih diartikan sebagai bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti
sel gamet jantan dengan sel gamet betina atau pembuahan.
Benih dapat berkembang melalui
suatu proses yang dinamakan perkecambahan. Secara fisiologis, perkecambahan
benih adalah dimulainya proses metabolisme yang tertunda serta berlangsungnya
transkripsi genom. Proses ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan
tempat benih itu berada. Untuk mendapatkan tanaman yang baik dan berkualitas
maka benih yang akan ditanam harus mempunyai mutu yang baik. Benih bermutu baik
adalah benih yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi, mutu benih
adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh benih yang menunjukkan kemampuan
untuk memenuhi standar yang ditentukan serta dibagi menjadi 4 bagian yaitu mutu
fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan mutu pathologis.
Pada praktikum ini akan dilakukan
pengujian kedalaman tanam terhadap kecepatan berkecambah benih. Benih yang
digunakan dalam praktikum ini adalah benih monokotil yaitu benih jagung dan
benih dikotil yaitu kacang tanah. Pengujian dilakukan pada kedalaman yang
berbeda dari setiap benih yang ditanam, dengan uji seperti ini akan didapatkan
kedalaman tanam yang baik untuk mengecambahkan benih.
1.2 Tujuan
1.
Dapat mengetahuai struktur kecambah dan
macam jenis benih serta mengetahui keragaman perkecambahan.
2.
Dapat melakukan uji kekuatan tumbuh
(vigor) bibit, dan memahami relevansi uji kedalaman tanam.
BAB
2 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Hasan (2009),
Struktur tanah merupakan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
produksi tanaman. Ukuran agregat tanah merupakan salah satu bagian dari
struktur tanah yang sangat menentukan tata air maupun udara tanah. Dalam
menanam benih harus memeperhatikan struktur tanah agar benih dapat berkembang
dengan baik.
Bibit yang baik untuk
ditanam adalah bibit yang berasal dari tanaman yang unggul serta mampu bertahan
dalam proses penanaman. Kualitas bibit tanaman sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan program pembangunan hutan tanaman dan rehabilitasi lahan bekas
tebangan, karena bibit yang berkualitas akan menghasilkan tegakan dengan
tingkat produktivitas tinggi (Kurniyati dkk, 2009).
Menurut panggabean
(2009), kadar air benih selama penyimpanan dipengaruhi oleh kadar air awal,
kondisi ruang simpan, serta kemasan benih. Benih dapat melepaskan atau mengasorbsi
air dari lingkungan, jadi dalam menyimpan benih harus memperhatikan kadar air
dan tempat penyimpanan benih.
Menurut Abdul baki
(1989), benih senantiasa berusaha untuk berada dalam keseimbangan dengan
kelembaban udara. Keseimbangan telah tercapai bila tidak ada kecenderungan
untuk melepaskan atau mengasorbsi air oleh benih. Jadi untuk menjaga mutu benih
maka harus menjaga kelembaban dan kondisi lingkungan benih tersebut akan
disimpan.
Media yang digunakan
untuk pembibitan yaitu tanah, dengan media tanah benih yang ditanam akan cepat
berkecambah dan menghasilkan bibit. Umumnya media yang digunakan untuk
pembibitan dan persemaian berasal dari lapisan tanah top soil. Namun
pengambilan tanah top soil dalam skala besar dapat berdampak negatif bagi
lingkungan tersebut (Munisjah dan Setiawan, 1994).
BAB
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum acara
1 pembiakan tanaman dengan judul “Struktur Pertumbuuhan Bibit dan Uji Kedalaman
Tanam” dilakukan pada tanggal 14 Maret 2013 pada pukul 14.00 sampai 15.30.
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1.
Benih monokotil jagung dan dan benih
dikotil kacang tanah
2.
Substrat tanah dan pasir
3.2.2
Alat
1.
Bak pengecambah
2.
Penggaris
3.
Hand sprayer penyemprot air
4.1 Cara kerja
1.
Membuat campuran media tanam beruapa
tanah top soil dan pasir dengan perbandingan 1:1, mengayak tanah sebelum mencampur
media tersebut.
2.
Memasukkan campuran media tanam ke dalam
bak pengecambah hingga 1/2-2/3 tinggi bak (untuk kedalaman 2,5-7,5), kemudin
menyemprot media dengan hand sprayer sampai kelembaban secukupnya.
3.
Menanam 20-25 butir benih monokotil
(jagung) dan 20-25 butir benih dikotil (kacang tanah) dengan kedalaman 2,5 cm,
5 cm, dan 7,5 cm dalam tiga ulangan.
4.
Menutup benih yang sudah ditanam dengan
media lembap yang sama setinggi kedalaman tanam.
5.
Menjaga kelembaban substrat setiap saat
samapai 1 minggu.
BAB 4 HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Jenis Benih
|
Kedalaman
tanam (cm)
|
UL
|
Perkecambahan (%) hari ke-
|
Tinggi
tanaman (cm)
|
Panjang
Akar (cm)
|
||
Ke-6
|
|||||||
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
|||||
JAGUNG
|
2,5
|
1
|
90
|
10
|
-
|
24
|
4,9
|
2
|
100
|
-
|
-
|
23,25
|
5,25
|
||
3
|
100
|
-
|
-
|
20
|
10,85
|
||
5,0
|
1
|
80
|
10
|
10
|
23
|
12
|
|
2
|
70
|
10
|
20
|
22,25
|
16,75
|
||
3
|
90
|
10
|
-
|
23,5
|
6,75
|
||
7,5
|
1
|
100
|
-
|
-
|
27,5
|
7,4
|
|
2
|
100
|
-
|
-
|
25
|
10,5
|
||
3
|
90
|
-
|
10
|
24,35
|
8,6
|
||
KACANG TANAH
|
2,5
|
1
|
60
|
20
|
20
|
9,5
|
7
|
2
|
40
|
50
|
10
|
10,25
|
6,75
|
||
3
|
90
|
0
|
10
|
12,5
|
4,5
|
||
5,0
|
1
|
30
|
0
|
70
|
16
|
7,25
|
|
2
|
40
|
0
|
60
|
14,25
|
6,75
|
||
3
|
40
|
10
|
50
|
13,75
|
6,75
|
||
7,5
|
1
|
40
|
10
|
50
|
19,5
|
13,15
|
|
2
|
50
|
0
|
50
|
22,4
|
12,65
|
||
3
|
60
|
20
|
20
|
21,25
|
10,59
|
4.2 Pembahasan
Dibawah
ini merupakan grafik perkembangan kecambah jagung (monokotil) dan kacang tanah
(dikotil) yang diamati selama satu minggu:
a. Kecambah Jagung
|
Rata-Rata Tinggi Kecambah Jagung
|
||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
24
|
23,25
|
20
|
5 cm
|
23
|
22,25
|
23,5
|
7,5 cm
|
27,5
|
25
|
24,35
|
b. Kecambah Kacang Tanah
Perlakuan
|
Rata-Rata Tinggi Kecambah Jagung
|
||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
9,5
|
10,25
|
12,5
|
5 cm
|
16
|
14,25
|
13,75
|
7,5 cm
|
19,15
|
22,4
|
21,25
|
4.1.3
Grafik Panjang Akar
a. Kecambah Jagung
Perlakuan
|
Rata-Rata Panjang Akar Kecambah Jagung
|
||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
4,9
|
5,25
|
10,85
|
5 cm
|
12
|
16,75
|
23,5
|
7,5 cm
|
7,4
|
10,5
|
8,6
|
b. Kecambah Kacang Tanah
Perlakuan
|
Rata-Rata Panjang Akar Kecambah Kacang Tanah
|
||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
7
|
6,75
|
4,5
|
5 cm
|
7,25
|
6,75
|
6,75
|
7,5 cm
|
13,15
|
12,65
|
10,95
|
4.1.3
Grafik Vigor Kecambah
a. Kecambah Jagung
Perlakuan
|
Rata-Rata Vigor Kecambah Jagung
|
||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
90%
|
100%
|
100%
|
5 cm
|
80%
|
70%
|
90%
|
7,5 cm
|
100%
|
100%
|
90%
|
a. Kecambah kacang tanah
Perlakuan
|
Rata-Rata Vigor Kecambah Kacang Tanah
|
||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
60%
|
20%
|
20%
|
5 cm
|
30%
|
40%
|
40%
|
7,5 cm
|
40%
|
50%
|
60%
|
Dari
hasil pengamatan terhadap perkecambahan benih pada berbagai perlakuan yang
telah diuji dengan kedalaman tanam yang berbeda yaitu 2,5 cm, 5 cm, dan 7,5 cm.
Hasil yang didapat yaitu perkecambahan benih jagung dan kacang tanah berbeda, hal
tersebut dapat dilihat pada kemampuan tumbuh benih (vigor) yang berbeda
meskipun perlakuannya sama. Daya perkecambahan yang berbeda dari setiap jenis
tanaman disebabakan karena jenis tanaman yang berbeda, pada jenis tanaman
kacang tanah (dikotil) perkecambahannya bersifat epigeal karena kotiledon
terangkat keatas permukaan tanah pada waktu pertumbuhannya. Pada benih jagung
(monokotil) yang berkecambah perkecambahannya bersifat hipogeal karena tetap
tinggal didalam permukaan tanah.
Pada
kedalaman tanam 7,5cm rata-rata 96% perkecambahan benih jagung normal dan 4%
abnormal, sedangkan pada kedalaman tanam 2,5 cm rata-rata perkecambahan benih
96% normal dan 4% mati, dan pada kedalaman 5,0cm rata-rata perkecambahan 80%
normal, 10% abnormal, dan 10% mati. Jadi kedalaman tanam yang cocok untuk
mengecambahkan benih jagung yaitu pada kedalaman tanam 7,5cm, hal tersebut disebabkan
karena jagung merupakan tanaman monokotil sehingga pertumbuhan kotiledon jagung
tetap berada didalam tanah atau tidak muncul keatas permukaan tanah, oleh
karena itu tanaman jagung lebih cocok berkecambah pada kedalaman 7,5 cm.
Dari
penanam benih kacang tanah yang merupakan jenis tanaman dikotil terdapat berbagai
variasi tumbuh mulai dari normal, abnormal, dan mati, hal tersebut kemungkinan
dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor dari dalam dan dari luar. Pada
kedalaman tanam 2,5 cm rata-rata perkecambahan benih yang normal adalah 63% sedangkan
pada kedalaman tanam 5,0 cm dan 7,5 cm hasil kurang dari 60%, jadi perkecambahan benih kacang tanah yang paling
optimal adalah pada kedalaman 2,5, hal tersebut disebabkan karena kacang tanah memiliki
struktur pertumbuhan yang bersifat epigeal yaitu kotiledon yang terangkat
keatas permukaan tanah. Pada kedalaman 2,5 perkecambahan kacang tanah dapat
optimal.
Perkecambahan
benih ditentukan dari kedalaman tanam benih, semakin dalam benih ditanam maka
benih membutuhkan energi yang besar untuk melawan gaya tekan yang disebabkan
oleh tanah. Menurut Sadjad dalam Saleh
dkk (2008), secara umum vigor kekuatan tumbuh menghadapi kondisi suboptimum
lapang produksi yang diindikasikan oleh tolok ukur kecepatan benih berkecambah
karena diasumsikan bahwa benih yang cepat tumbuh mampu mengatasi segala macam
kondisi suboptimum. Benih yang dapat tumbuh pada kondisi suboptimum atau kurang
optimum dapat digunakan untuk mencerminkan kekuatan tumbuh (vigor) bibit dalam
pertumbuhannya dilapangan. Benih dapat berkecambah secara abnormal karena keadaan
tumbuh benih yang tidak mendukung untuk benih berkecambah. Benih mempunyai daya
tumbuh atau vigor yang berbeda-beda dari setiap jenisnya, benih yang mempunyai
vigor baik yaitu benih dengan kekuatan tumbuh yang baik pada kondisi yang
kurang optimum.
Pada
perkecambahan benih dikotil dan monokotil terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi perkecambahan benih salah satunya yaitu faktor dari lingkungan yang
dapat mempengaruhi tingkat kekuatan tumbuh benih (vigor), pada keadaan lembab
benih akan lebih cepat tumbuh karena air dapat berfungsi untuk melunakkan kulit
benih, mengencerkan protoplasma, mentranslokasikan cadangan makanan, dan
mengaktifkan enzim dalam endoplasma. Suhu juga mempangaruhi pertumbuhan benih,
pada suhu dingin atau dibawah suhu kamar perkecambahan benih tidak dapat
berlangsung karena adanya dormansi, dan pada suhu kamar perkecambahan akan
terjadi karena terjadi metabolisme dalam benih. Jika suhu terlalu panas benih tidak
dapat tumbuh karena air dalam benih akan menguap sehingga tidak dapat melakukan
metabolisme untuk tumbuh, benih akan mencapai titik kering dan kematian sel
pada kondisi yang terlalu kering. Ketersediaan oksigen di dalam tanah mempengaruhi
pertumbuhan benih karena oksigen dibutuhkan benih dalam melangsungkan proses
metabolisme yang menghasilkan energi untuk tumbuh awal hingga daun muncul di
permukaan tanah.
Penanaman
benih harus disesuaikan dengan jenis benih yang akan ditanam karena kemampuan
tumbuh benih setiap jenis tanaman berbeda-beda. Pada benih dikotil penanaman
dilakukan dibagian permukaan tanah karena benih dikotil mempunyai pola
perkecambahan epigeal karena kotiledon akan terangkat ke atas permukaan tanah,
agar kecambah yang dihasilkan tumbuh normal maka penanaman benih dikotil harus
dilakukan pada kedalaman tanam yang tidak terlalu dalam ± 2,5 cm. Pada benih
monokotil seperti jagung, kedelai,dll untuk mendapatkan perkecambahan yang
normal maka penanaman harus dilakukan pada kedalaman yang agak dalam yaitu ±
7,5 cm, hal tersebut dikarenakan benih monokotil mempunyai pola perkecambahan
yang hipogeal karena hipokotil hanya sedikit memanjang sehingga kotiledon tidak
terangkat ke atas tetapi kotiledon berfungsi untuk menumbuhkan akar seminal
(akar tetap). Jika benih jagung di tanam pada kedalaman yang terlalu
dalam (15-17 cm) dari permukaan tanah, maka coleoptyle akan menjadi kering
didalam tanah tanpa membentuk akar adventif akibatnya bibit tanaman akan mati.
Pada grafik pertumbuhan akar kedalaman ideal terletak pada kedalaman 7,5 cm.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Perbedaan perkecambahan benih jagung dan kacang tanah yang
ditanam disebabkan karena struktur perkecambahan yang berbeda. Benih jagung
berkecambah optimal pada kedalaman tanam 7,5 cm karena benih jagung merupakan jenis
tanaman monokotil yang mempunyai pola perkecambahan hipogeal. Benih kacang tanah
dapat berkecambah dengan optimal pada kedalaman tanam 2,5 cm karena kacang
tanah memiliki pola perkecambahan epigeal yaitu kotiledon akan terangkat ke
permukaan tanah pada saat perkecambahan.
5.2
Saran
Sebaiknya dalam melakukan uji
perkecambahan benih harus memperhatikan setiap perlakuan agar kita dapat
mengamati perbedaan uji kedalaman tanah dengan jelas, karena jika terjadi
kesalahan perlakuan akan mengakibatkan kerancuan data dan hasilnya tidak
akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Baki,
abdul. 1989. Dasar-dasar Bercocok Tanam.
Program Pasca Sarjana,
Universitas Jember.
Tidak dipublikasikan.
Hasanah,
Uswah. 2009. Respon Tanaman Tomat (Licopersicum
esculentum Mill)
Pada
Awal Pertumbuhan Terhadap Keragaman Ukuran Agregat Entisol. Agroland, 16(2):
103-109.
Kurniyati,
Rina dkk. 2010. Pengaruh Media dan Naungan Terhadap Mutu Bibit
Suren (Toonasureni
Merr.). Penelitian Hutan Tanamn, 7(2): 77-83.
Muchnisjah, W. Q. Dan Setiawan. 1994. Produksi Benih. Jakarta: Bumi Aksara.
Panggabean,
Ellen L.. 2009. Kajian Fisiologi dan Kimiawi Deteriorasi Benih
Nangka
Pada Penyimpanan Dengan Polyethylene Glycol. Eksakta Bioagrotek, 1(1): 12-16.
Saleh,
Muhammad Salim dkk. 2008. Pengaruh Skarifikasi dan Media Tumbuh
Terhadap Viabilitas
Benih dan Vigor Kecambah Aaren. Agroland,
15 (3) : 182 – 190.
isinya tidak ilmiah sama sekali
BalasHapussudah sesuai dengan ketentuan penulisan karya imiah....!!!!!!!!!!!!111
BalasHapus